- BAPPEDA Kabupaten Gayo Lues - http://bappeda.gayolueskab.go.id -

Langkah Strategis Pembangunan Kecamatan Rikit Gaib (Bag.1)

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah presentasi yang dipersiapkan Penulis dalam acara Seminar Pembangunan Kecamatan Rikit Gaib yang diselenggarakan di Mersah Kota Rikit Gaib, pada tanggal 06 Februari 2016 silam, dimana Kepala BAPPEDA Kabupaten Gayo Lues didaulat menjadi salah satu nara sumbernya. Tulisan ini dipecah menjadi dua tulisan, bagian pertama mengulas tantangan pembangunan Rikit Gaib dan bagian kedua akan fokus pada strategi pengembangan kecamatannya.


Kecamatan Rikit Gaib merupakan satu dari empat kecamatan tertua di Kabupaten Gayo Lues selain Kuta Panjang, Terangun dan Blangkejeren. Sebagai kecamatan yang telah “sepuh”, semestinya kecamatan ini telah menjelma menjadi salah satu sentra pertumbuhan wilayah Gayo Lues. Namun, sebuah kontradiksi melihat wajah perkembangan pembangunan Rikit Gaib saat ini, kecamatan ini tidak mengalami kemajuan berarti dibanding saudara-saudara tuanya yang lain. Walau harus diakui, dibanding kecamatan lain di Gayo Lues, saat ini Kecamatan Rikit Gaib memiliki tingkat SDM paling baik.

Banyak putra atau putri Rikit Gaib berhasil menjadi orang sukses di perantauan. Dalam teori paradoks keberlimpahan (the paradox of plenty) disebutkan bahwa banyak wilayah yang berlimpah sumber daya malah cenderung mengalami pertumbuhan lebih lambat yang salah satunya diakibatkan oleh ketidaksiapan sumber daya manusianya untuk mengikuti perkembangan karena terlena akan kekayaan alamnya. Meminjam logika teori tersebut, maka sebaliknya, daerah yang minim sumber daya tentu akan mendorong masyarakatnya untuk mencari penghidupan lebih baik dengan cara merantau untuk bersekolah atau mencari pekerjaan di sektor lain.

Kasus Rikit Gaib memang terbilang cukup unik, mereka punya sumber daya manusia yang baik namun pertumbuhannya masih terbilang lambat. Setidaknya penulis menganalisa terdapat empat tantangan yang dihadapi Kecamatan Rikit Gaib saat ini. Keempat hal ini jika ditelaah lebih jauh memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.

Yang pertama adalah tingkat kemiskinan di Kecamatan Rikit Gaib yang terhitung cukup tinggi dimana 40,60% rumah tangga di kecamatan ini tergolong miskin (BPS, 2014). Bahkan, sekitar 6,49% diantaranya merupakan sarjana. Persentase ini tertinggi dibanding kecamatan lain yang membuktikan SDM Rikit Gaib tergolong sudah baik namun kesempatan kerja di wilayah ini minim.

Tantangan lain yang dihadapi Rikit Gaib adalah keterbatasan lahan pertanian. Dengan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 4.088 jiwa, maka daya dukung pertanian lahan basah Kecamatan Rikit Gaib ini hanya sekitar 0,09 ha/jiwa. Angka ini tentu jauh di bawah standar kepemilikan lahan untuk mencukupi Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang sebesar 0,05 ha/jiwa.

Kesempatan kerja yang minim ditambah keterbatasan lahan pertanian memaksa masyarakat Rikit Gaib untuk pergi merantau ke daerah lain untuk mencari penghidupan yang layak. Hal ini terakumulasi sealam bertahun-tahun mengakibatkan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Rikit Gaib menjadi negatif.  Selama satu dasawarsa terakhir (2005-2015), statistik kependudukan BPS menunjukkan populasi Rikit Gaib tumbuh minus 11,55%. Artinya, selama sepuluh tahun terakhir ini, jumlah penduduk Rikit Gaib telah berkurang lebih dari 10%. Statistik ini tentu mengagetkan, karena ini merupakan sebuah anomali dari sebuah perkembangan.

Terakhir, berdasarkan perhitungan orde wilayah dengan menggunakan metode Zipf, Kecamatan Rikit Gaib tergolong ke dalam daerah yang interaksi antar (dari dan ke) wilayahnya sangat rendah. Kecamatan Rikit Gaib bernilai skor paling rendah (skor 4) dibandingkan kecamatan sebayanya yang memliki skor 1 atau 2. Ini berarti terdapat aliran uang, barang dan investasi yang sangat rendah baik inflow (ke dalam) maupun outflow (ke luar) Kecamtan Rikit Gaib. Tentu ini menambah bukti empiris, bahwa Kecamatan Rikit Gaib mengalami kemandegan pertumbuhan.

Penulis: Edwin Sudharma (Salah satu Staf Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Kabupaten Gayo Lues)