Ruas Jalur Tengah Rusak

Banda Aceh – Ruas jalan di tiga kabupaten tengah Aceh, Aceh Tengah, Gayo Lues sampai Aceh Tenggara (Agara) rusak parah. Sebagian jalan ada yang tergenang air, putus bahkan amblas ke sungai, sehingga ada yang tidak bisa dilewati lagi dan warga terancam terisolir.

Dari Blangkejeren, Gayo Lues dilaporkan jalan provinsi dari Blangkejeren ke Kutapanjang terus tergenang air dalam beberapa bulan terakhir ini, khususnya saat hujan deras turun. Ironinya, belum ada penanganan dari pihak terkait, walau ikut dilintasi para pejabat Pemkab Gayo Lues, selain masyarakat setiap hari.

Demikian juga di jalan nasional, Aceh Tenggara, tepatnya di Desa Rikit Bur, Kecamatan Bukit Tusam yang menghubungkan ke Sumatera Utara yang telah amblas ke sungai. Hingga, kemarin belum diperbaiki pihak terkait, walau terancam putus, jika tidak secepatnya diperbaiki.

Dari Takengon, Aceh Tengah dilaporkan, lintasan Takengon-Pameu, Kecamatan Rusip, sepanjang 65 kilometer rusak parah. Jalan yang dibangun sejak era penjajahan Belanda pada 1913 itu kini tambah parah karena belum pernah sekali pun diaspal, sehingga warga setempat terisolir, tidak bisa lagi ke ibu kota kabupaten.

Sedangkan jalan provinsi di Blangkejeren yang terus digenangi air mencapai puluhan meter dan ditemui di simpang SMP Negeri 2, Kecamatan Kutapanjang. Ruas jalan satu ini tidak memandang musim hujan atau kemarau, tetapi terus tergenang air akibat parit tersumbat, sehingga meluber ke atas badan jalan.

Badan jalan juga mulai berlubang, sehingga keselamatan para pengguna jalan ikut terganggu. Bukan itu saja, para siswa SMPN Kutapanjang dan murid SD Rema yang berjalan kaki ke sekolah, terpaksa membuka sepatu, khawatir basah terkena genangan air di atas badan jalan.

“Sudah berbulan-bulan, badan jalan Blangkejeren ke Kutapanjang, persisnya di aih kurik, simpang SMPN 2 Kutapanjang terus digenangi air, namun belum juga diperbaiki,” kata Riduan, salah seorang wali murid SD Rema dibenarkan belasan warga lainnya, kepada Serambi, Senin (25/2).

Sumber: Serambinews.com (26 Februari 2013), Diakses: 24 Maret 2013

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *